Selasa, 09 Oktober 2012

rekord & aneh

 Inikah Perempuan Tertua Dunia?
Headline
Antisa menutup usia pada 132 tahun, baru-baru ini. Perempuan yang dilahirkan pada 8 Juli 1880 ini tak pernah tercatat sebagai yang tertua dalam buku Guiness World Record.
Perempuan yang memiliki 12 cucu dan 18 cicit ini pernah mengaku, kesehatannya baik karena meminum sedikit brandy lokal setiap hari.
Putra keduanya, Mikhail, saat ini berusia 72 tahun. Ia lahir saat Antisa berusia 60 tahun. Dua anaknya tewas saat Perang Dunia II.
Guiness mencatat, Jeanne Calment asal Prancis adalah perempuan tertua dunia. Ia meninggal dalam usia 122 tahun dan 164 hari pada Agustus 1997 di Arles, Prancis.
Pengakuan Antisa dan keluarganya ini diragukan oleh otoritas setempat. Tak ada klaim yang mengukuhkan tanggal lahirnya itu.
Sebab, Georgia mendokumentasi warganya saat bergabung dengan Uni Soviet pada 1921. Sebelumnya, Georgia bagian dari Kerajaan Rusia.


Wajah Einstein Muncul di Gunung Alpen 

Headline
Dilansir Daily Mail, siapapun yang melihatnya pasti awalnya hanya melihat tebing bersalju. Namun diperhatikan baik-baik, terdapat profil wajah Einstein.
Ilmuwan yang terkenal karena Teori Relativitas dan menjadi inspirasi Amerika untuk membuat bom atom ini pernah jadi warga negara Austria pada 1911-1912.
Pada 1921, ia meraih Nobel Fisika dan melambungkan namanya. Sebelum Perang Dunia II, ia menghentikan orang di jalan dan berbicara mengenai Teori Relativitas.
Einstein menutup usia di Princeton, New Jersey, Amerika Serikat (AS), pada 1955 dalam usia 76 tahun.

Afrika Kaya Mineral, Kantong Tetap Kering
HeadlineLaporan analisa dua tahunan mengenai prospek perekonomian Afrika dari Bank Dunia yang bertajuk ‘Africa’s Pulse’ mencatat, penurunan kemiskinan di negara yang kaya sumber daya alam masih tertinggal ketimbang negara tanpa kekayaan alam.
Beberapa negara seperti Angola, Kongo-Brazzaville dan Gabon, mengalami peningkatan presentase populasi yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Laporan ini mengkonfirmasikan persepsi senaga, bahwa rakyat miskin masih belum merasakan pertumbuhan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi pendonor bantuan dan negara-negara Afrika, mengenai cara mengatasi apa yang mereka sebut ‘kutukan kekayaan alam’. Yakni ilusi kekayaan pertambangan yang sama sekali tak mereka rasakan.
Menurut Chief Economist Bank Dunia untuk Afrika dan penulis utama ‘Africa’s Pulse’, Shantayanan Devarajan, negara Afrika yang memiliki kekayaan alam harus membuat pilihan investasi yang lebih baik di berbagai bidang.
“Sebab, hal itu tak terjadi secara otomatis. Gabon, misalnya, dengan pendapatan perkapita US$10 ribu, negara ini memiliki tingkat imunisasi anak paling rendah se-Afrika,” ujarnya.
Bagaimana memastikan kekayaan alam mensejahterahkan seluruh rakyat dan tak hanya pejabat, merupakan pertanyaan yang lebih tepat diajukan. Sebab temuan minyak bumi, gas alam dan mineral lainnya di Afrika bakal membuat banyak orang lebih kaya.
Produsen minyak bumi di kawasan ini mencapai 10% dari produsen di seluruh dunia, baik dalam cadangan global maupun output tahunan. Nigeria yang produsen minyak terbesar, bisa memasok minyak bumi pada level 2011 untuk 41 tahun ke depan.
Produsen terbesar kedua Afrika, Angola, masih memiliki cadangan minyak hingga 21 tahun ke depan, berdasarkan level produksinya sebelum diketahui cadangan minyak mereka berkurang.
Dengan cadangan sebesar itu, tentunya ketergantungan dunia terhadap produksi negara-negara ini akan berlanjut. Produksi mineral baru di negara seperti Ghana, Mozambik, Sierra Leone dan Uganda masih terus ada selama bertahun-tahun.
Sumber mineral di kawasan ini benar-benar besar. Pada 2010, Guinea adalah 8% produsen bauksit di seluruh dunia. Zambia dan Kongo memiliki total 6,7% produksi tembaga dunia. Ghana dan Mali merupakan produsen 5,8% emas dunia.
Laporan ‘Africa’s Pulse’ menyorot besarnya ketergantungan Benua Hitam terhadap komoditas mereka untuk menggenjot pertumbuhan. Meski permintaan domestik juga berperan besar.
Afrika Sub-Sahara, berdasarkan Bank Dunia, pada 2011 diperkirakan bakal tumbuh 4,8% per 2012 ini. Namun prediksi itu diubah ke 6%, tanpa Afrika Selatan (Afsel) yang perekonomian terbesar kawasan itu.
Memang, ekonomi Afrika tidak imun terhadap krisis euro. Namun, Bank Dunia menyatakan, harga komoditas yang naik secara konsisten dan pertumbuhan ekspor yang meningkat beberapa tahun ini ikut membantu menggenjot roda perekonomian.
Aktivis antikemiskinan sekian lama menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas sektor sumber daya alam, sebagai cara untuk menekan pemerintah. Sayangnya, semua bergantung pada implementasinya.
Parlemen Eropa telah menerapkan standar tinggi transparansi global, dengan menerapkan aturan baru. Yakni perusahaan migas, pertambangan dan kayu di Uni Eropa untuk mempublikasikan laporan keuangan mereka.

Tewas Setelah Juarai Kontes Makan Kecoak

Headline
Sekitar 30 kontestan ikut serta dalam lomba akhir pekan lalu ini di Ben Siegel Reptile Store di deerfield Beach, sekitar 64 kilometer sebelah utara Kota Miami. Hadiah utama yang akan dibawa pulang juaranya adalah seekor ular piton.
Edward Archbold (32) sakit setelah menjuarai kontes dan tiba-tiba terjatuh tak sadarkan diri di depan toko tersebut. Ia langsung dilarikan di rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia di tempat itu.
Kini otoritas masih menantikan hasil otopsi untuk menentukan penyebab kematian pemuda itu. Sementara pakar entomologi di University of California di Riverside, Michael Adams menyatakan, kecoak aman-aman saja dimakan jika tak terkontaminasi bakteri.
“Tapi ada juga beberapa orang yang alergi kecoak. Meski tak ada zat beracun dalam tubuh kecoak dan serangga lain yang sejenis,” ujarnya.


 sumber : www.koranberita.com


0 komentar:

Posting Komentar